Minggu, 14 November 2010
Dialog Rasulullah dan Iblis
Suatu ketika
Allah SWT memerintahkan seorang Malaikat menemui Iblis agar menghadap Baginda
Rasul saw untuk memberitahu segala rahasianya, baik yang disuka maupun yang
dibencinya. Hal ini dimaksudkan untuk meninggikan derajat Nabi Muhammad saw dan
juga sebagai
peringatan dan perisai umat manusia.
Kemudian Malaikat
itupun mendatangi Iblis dan berkata :
“Hai Iblis!
Engkau diperintah Allah untuk menghadap Rasulullah saw. Bukalah semua rahasiamu
dan jawablah setiap pertanyaan Rasulullah dengan jujur.
Jika engkau berdusta walau satu perkataanpun, niscaya akan terputus
semua anggota badanmu, uratmu serta disiksa dengan azab yang amat pedih”.
Mendengar ucapan
Malaikat yang dahsyat itu, Iblis sangat ketakutan, maka segera ia menghadap
Rasulullah saw dengan menyamar sebagai orang tua yang buta sebelah matanya dan berjanggut putih 10
helai yang panjangnya seperti ekor lembu.
Iblis pun memberi
salam sampai 3 (tiga) kali salam, Rasulullah saw tidak juga menjawabnya,
maka Iblis berkata : “Ya Rasullullah! Mengapa engkau tidak menjawab salamku? Bukankah
salam itu sangat mulia di sisi Allah?” Maka jawab Nabi dengan marah : “Hai
musuh Allah! Kepadaku engkau menunjukkan kebaikanmu? Jangan kau
coba menipuku sebagaimana kau tipu Nabi Adam as sehingga beliau keluar dari
syurga, kau hasut Qabil sehingga ia tega membunuh Habil
yang masih saudaranya sendiri, ketika sedang sujud dalam sembahyang kau tiup Nabi
Ayub as dengan asap beracun sehingga beliau sengsara untuk beberapa lama, kisah
Nabi Daud as dengan perempuan Urya, Nabi Sulaiman meninggalkan kerajaannya
karena engkau menyamar sebagai isterinya dan begitu juga beberapa Anbiya
dan pendeta yang telah menanggung sengsara akibat hasutanmu.
Hai Iblis!
Sebenarnya salam itu sangat mulia di sisi Allah azza wa jalla, tapi aku diharamkan
Allah menjawab salammu. Aku mengenalmu dengan baik wahai Iblis, Raja segala Iblis. Apa tujuanmu
menemuiku?”.
Jawab Iblis : “Ya
Nabi Allah! Janganlah engkau marah. Engkau dapat mengenaliku karena engkau adalah
Khatamul Anbiya. Aku datang atas perintah Allah untuk memberitahu segala tipu dayaku terhadap umatmu dari zaman Nabi Adam as
hingga akhir zaman nanti. Ya Nabi Allah! Setiap apa yang engkau tanya,
aku bersedia menerangkan satu persatu dengan sebenarnya, aku tidak berani
menyembunyikannya”.
Kemudian Iblispun bersumpah menyebut
nama Allah dan berkata : “Ya Rasulullah! Sekiranya aku berdusta barang
sepatahpun niscaya hancur leburlah badanku menjadi abu”.
Ketika mendengar
sumpah Iblis itu, Nabipun tersenyum dan berkata dalam hatinya, inilah kesempatanku untuk
menyiasati segala perbuatannya agar didengar seluruh sahabat yang ada di majlis
ini dan menjadi perisai seluruh umatku.
Pertanyaan Nabi (1)
:
“Hai Iblis! Siapakah musuh besarmu?”
Jawab Iblis : “Ya Nabi Allah! Engkaulah musuhku yang
paling besar di antara musuh-musuhku di muka bumi ini”.
Kemudian Nabipun
memandang muka Iblis dan Iblispun gemetar karena ketakutan. Sambung
Iblis : “Ya Khatamul Anbiya! Aku dapat merubah diriku seperti manusia, binatang
dan lain-lain hingga rupa dan suarapun tidak berbeda, kecuali dirimu saja yang
tidak dapat aku tiru karena dicegah oleh Allah. Andaikan aku menyerupai
dirimu, maka terbakarlah diriku menjadi abu.
Aku cabut iktikad
/ niat anak Adam supaya menjadi kafir karena engkau berusaha memberi
nasihat dan pengajaran supaya mereka kuat untuk memeluk agama Islam, begitu
juga aku berusaha menarik mereka kepada kekafiran, murtad atau
munafik. Aku akan menarik seluruh umat Islam dari
jalan yang benar menuju jalan yang sesat supaya masuk ke dalam neraka dan kekal
di dalamnya bersamaku”.
Pertanyaan Nabi (2)
:
“Hai Iblis! Apa yang kau perbuat terhadap makhluk
Allah?”
Jawab Iblis : “Adalah satu kemajuan
bagi perempuan yang merenggangkan kedua pahanya kepada lelaki yang bukan suaminya, setengahnya hingga mengeluarkan
benih yang salah sifatnya. Aku goda
semua manusia supaya meninggalkan sholat, berbuai dengan makanan dan minuman, berbuat durhaka, aku lalaikan dengan harta benda,
emas, perak dan permata, rumahnya, tanahnya,
ladangnya supaya hasilnya dibelanjakan ke jalan yang haram.
Demikian juga ketika pesta di mana
lelaki dan perempuan bercampur. Di sana aku lepaskan
godaan yang besar supaya mereka lupa peraturan dan akhirnya minum arak. Apabila
terminum arak itu, maka hilanglah akal, fikiran dan malunya. Lalu aku
ulurkan tali cinta dan terbukalah beberapa
pintu maksiat yang besar, datang perasaan hasad dengki hingga perbuatan zina.
Apabila terjadi kasih antara mereka, terpaksalah mereka mencari uang hingga
menjadi penipu, peminjam dan pencuri.
Apabila mereka
sadar akan kesalahan mereka lalu hendak bertaubat dan berbuat amal ibadah,
akan aku rayu supaya mereka membatalkannya. Semakin keras aku goda supaya
mereka berbuat maksiat dan mengambil isteri orang. Jika hatinya
terkena godaanku, datanglah rasa ria’, takabur, iri,
sombong dan melengahkan amalnya. Jika lidahnya yang tergoda, maka mereka akan gemar
berdusta, mencela dan mengumpat. Demikianlah aku goda mereka setiap saat”.
Pertanyaan Nabi (3)
:
“Hai Iblis! Men
gapa engkau bersusah payah melakukan pekerjaan yang tidak mendatangkan faedah
bahkan menambah laknat yang besar dan siksa yang besar di neraka yang paling
bawah? Hai yang dikutuk Allah! Siapa yang menjadikanmu? Siapa
yang melanjutkan usiamu? Siapa yang menerangkan
matamu? Siapa yang memberi pendengaranmu? Siapa yang memberi kekuatan anggota
badanmu?
Jawab Iblis :
“Semuanya itu adalah anugerah dari Allah Yang Maha Besar. Tetapi hawa nafsu dan
takabur
membuatku menjadi jahat sebesar-besarnya. Engkau lebih tahu bahwa diriku telah
beriburibu tahun menjadi Ketua seluruh Malaikat dan pangkatku telah dinaikkan
dari satu langit ke langit yang lebih
tinggi. Kemudian aku tinggal di dunia ini beribadah bersama para Malaikat
beberapa waktu lamanya.
Tiba-tiba datang
firman Allah SWT hendak menjadikan seorang Khalifah di dunia ini, maka akupun
membantah. Lalu Allah menciptakan manusia yang pertama (Nabi Adam as) dan
seluruh Malaikat diperintah supaya memberi hormat sujud kepada
lelaki itu, hanya aku saja yang ingkar. Oleh karena itu, Allah murka kepadaku
dan wajahku yang tampan rupawan dan bercahaya itu berubah menjadi keji dan
menakutkan. Aku merasa sakit hati. Kemudian Allah menjadikan Adam raja di syurga dan
dikaruniakan seorang permaisuri (Siti Hawa) yang memerintah seluruh bidadari.
Aku bertambah dengki dan dendam kepada mereka.
Akhirnya aku berhasil menipu mereka
melalui Siti Hawa yang menyuruh Adam memakan buah khuldi, lalu keduanya diusir
dari syurga ke dunia. Keduanya berpisah beberapa tahun dan kemudian dipertemukan Allah (di Padang Arafah),
hingga mereka mendapat beberapa orang anak. Kemudian kami hasut anak lelakinya Qabil supaya membunuh saudaranya
Habil. Itupun aku masih belum puas dan berbagai tipu daya aku lakukan
hingga hari kiamat kelak.
Sebelum engkau lahir ke dunia, aku
beserta bala tentaraku dengan mudah dapat naik ke langit untuk mencuri segala
rahasia, tulisan yang menyuruh manusia berbuat ibadah dan balasan pahala serta
syurga mereka. Kemudian aku turun ke dunia dan memberitahu manusia yang lain tentang
apa yang sebenarnya aku dapatkan dengan berbagai tipu daya hingga tersesat
dengan berbagai kitab bid’ah dan kehancuran.
Tetapi ketika
engkau lahir ke dunia ini, maka aku tidak diijinkan oleh Allah untuk naik ke langit
dan mencuri rahasia karena banyak Malaikat yang menjaga di setiap lapisan pintu
langit. Jika aku memaksa untuk naik, maka Malaikat akan
melontarkan anak panah dari api yang menyala. Sudah
banyak bala tentaraku yang terkena lontaran Malaikat itu dan semuanya terbakar menjadi
abu, maka semakin beratlah pekerjaanku dan bala tentaraku untuk menjalankan
tugas menghasut
manusia”.
Pertanyaan Nabi (4)
:
“Hai Iblis! Apa yang pertama kali kau tipu dari manusia?”
Jawab Iblis :
“Pertama kali aku palingkan iktikad / niatnya, imannya kepada kafir dan juga
dari segi perbuatan, perkataan, kelakuan atau hatinya. Jika tidak berhasil
juga, akan aku tarik dengan cara mengurangi pahala. Lama-kelamaan mereka
akan terjerumus mengikuti kemauanku”.
Pertanyaan Nabi (5)
:
“Hai Iblis! Jika umatku sholat karena Allah, apa yang
terjadi padamu?”
Jawab Iblis : “Sungguh penderitaan yang
sangat besar. Gemetarlah badanku dan lemah tulang sendiku, maka aku kerahkan berpuluh-puluh iblis datang menggoda manusia
pada setiap anggota badannya.
Beberapa iblis
datang pada setiap anggota badannya supaya malas sholat, was-was, lupa bilangan
raka’atnya, bimbang pada pekerjaan dunia yang ditinggalkannya, merasa
terburu-buru supaya cepat selesai sholatnya, hilang khusyuknya, matanya
senantiasa melirik ke kanan dan ke kiri, telinganya senantiasa
mendengar percakapan orang dan bunyi-bunyi yang lain.
Beberapa iblis
yang lain duduk di belakang badan orang yang sembahyang itu supaya tidak kuat sujud
berlama-lama, penat waktu duduk tahiyat dan dalam hatinya selalu merasa terburu-buru supaya cepat selesai sholatnya, itu
semua membuat berkurangnya pahala. Jika para iblis tidak dapat menggoda manusia itu, maka aku sendiri akan menghukum
mereka dengan hukuman yang berat”.
Pertanyaan Nabi (6)
:
“Jika umatku membaca Al-Qur’an karena Allah, apa yang
terjadi padamu?”
Jawab Iblis : “Jika mereka membaca Al-Qur’an karena
Allah, maka terbakarlah tubuhku, putuslah seluruh uratku
lalu aku lari dan menjauh darinya”.
Pertanyaan Nabi (7)
:
“Jika umatku mengerjakan haji karena Allah, bagaimana
perasaanmu?”
Jawab Iblis : “Binasalah diriku, gugurlah daging dan
tulangku karena mereka telah mencukupkan rukun Islamnya”.
Pertanyaan Nabi (8)
:
“Jika umatku berpuasa karena Allah, bagaimana keadaanmu?”
Jawab Iblis :
“Ya Rasulullah! Inilah bencana yang paling besar bahayanya
buatku. Apabila
masuk awal bulan
Ramadhan, maka memancarlah cahaya Arasy dan Kursi, bahkan seluruh Malaikat
menyambut dengan suka cita. Bagi orang yang berpuasa, Allah akan mengampunkan segala
dosa yang lalu dan digantikan dengan pahala yang amat besar serta tidak dicatat
dosanya selama dia berpuasa. Yang menghancurkan hatiku ialah
segala isi langit dan bumi, yakni Malaikat, bulan, bintang,
burung dan ikan-ikan semuanya siang malam memohonkan ampunan bagi orang yang
berpuasa. Satu lagi kemudian orang berpuasa ialah dimerdekakan pada setiap masa
dari azab neraka. Bahkan semua pintu neraka ditutup manakala
semua pintu syurga dibuka seluasluasnya dan dihembuskan angin dari bawah Arasy
yang bernama Angin Syirah yang amat lembut ke dalam syurga.
Pada hari umatmu mulai berpuasa, dengan perintah Allah datanglah sekalian Malaikat
dengan garangnya menangkapku dan tentaraku, jin, syaitan dan ifrit lalu
dipasung kaki dan tangan dengan besi panas dan dirantai serta
dimasukkan ke bawah bumi yang amat dalam. Di sana pula beberapa azab yang lain telah
menunggu kami. Setelah habis umatmu berpuasa, barulah
aku dilepaskan dengan perintah agar tidak mengganggu umatmu. Umatmu sendiri
telah merasa ketenangan berpuasa sebagaimana mereka bekerja dan bersahur
seorang diri di tengah malam tanpa rasa takut dibandingkan bulan biasanya”.
Pertanyaan Nabi (9)
:
“Hai Iblis! Bagaimana seluruh sahabatku menurutmu?”
Jawab Iblis
:
“Seluruh sahabatmu termasuk musuh besarku. Tiada upayaku
melawannya dan
tiada satupun tipu
daya yang dapat masuk kepada mereka. Karena engkau sendiri telah berkata : “Seluruh
sahabatku adalah seperti bintang di langit, jika kamu mengikuti mereka, maka
kamu akan mendapat petunjuk”.
Sayyidina Abu Bakar
al-Siddiq sebelum bersamamu, aku tidak dapat mendekatinya, apalagi
setelah berdampingan denganmu. Dia begitu percaya atas kebenaranmu hingga dia menjadi
wazirul a’zam. Bahkan engkau sendiri telah mengatakan jika ditimbang seluruh
isi dunia ini dengan amal kebajikan Abu Bakar, maka akan lebih
berat amal kebajikan Abu Bakar. Lagipula dia telah menjadi mertuamu karena
engkau menikah dengan anaknya, Sayyidatina Aisyah yang juga banyak menghafal
Hadits-haditsmu.
Adapun Sayyidina Umar bin Khatab, aku
tidak berani memandang wajahnya karena dia sangat
keras menjalankan hukum syariat Islam dengan seksama. Jika aku pandang
wajahnya, maka gemetarlah seluruh tulang
sendiku karena sangat takut. Hal ini karena imannya sangat kuat apalagi engkau telah mengatakan : “Jikalau ada Nabi
sesudah aku, maka Umar boleh menggantikan
aku”, karena dia adalah orang harapanmu serta pandai membedakan antara kafir dan
Islam hingga digelar ‘Al-Faruq’.
Sayyidina Usman bin Affan, aku tidak
bisa bertemu karena lidahnya senantiasa membaca Al-Qur’an. Dia penghulu orang sabar, penghulu orang mati syahid dan
menjadi menantumu sebanyak 2 (dua)
kali. Karena taatnya, banyak Malaikat datang menghampiri dan memberi hormat
kepadanya karena Malaikat itu sangat malu kepadanya hingga engkau mengatakan :
“Barangsiapa menulis Bismillaahirrahmaanirrahiim pada kitab atau
kertas-kertas dengan tinta merah, niscaya mendapat pahala seperti pahala Usman
mati syahid”.
Sayyidina Ali bin
Abi Thalibpun aku sangat takut karena hebatnya dan gagahnya dia di medan perang, tetapi
sangat sopan santun, alim orangnya. Jika iblis, syaitan dan jin memandang beliau, maka terbakarlah kedua mata mereka karena
dia sangat kuat beribadah dan beliau adalah golongan orang pertama yang memeluk
agama Islam serta tidak pernak menundukkan kepalanya kepada berhala.
Bergelar ‘Ali Karamullahu Wajhahu” dimuliakan Allah akan wajahnya dan juga ‘Harimau Allah’ dan engkau sendiri berkata : “Akulah
negeri segala ilmu dan Ali itu pintunya”. Lagipula dia menjadi
menantumu, aku semakin ngeri kepadanya”.
Pertanyaan Nabi (10)
:
“Bagaimana tipu dayamu kepada umatku?”
Jawab Iblis
: “Umatmu
itu ada 3 (tiga) macam. Yang pertama, seperti hujan dari langit yang
menghidupkan segala
tumbuhan yaitu ulama yang memberi nasihat kepada manusia supaya mengerjakan
perintah Allah dan meninggalkan laranganNya seperti kata Jibril as : “Ulama itu
adalah pelita dunia dan pelita akhirat”. Yang kedua, umat tuan seperti tanah
yaitu orang yang sabar,
syukur dan ridha dengan karunia Allah. Berbuat amal saleh, tawakal dan
kebajikan. Yang ketiga, umatmu seperti
Fir’aun, terlampau tamak dengan harta dunia dan dihilangkan amal akhirat, maka
akupun bersuka cita lalu masuk ke dalam badannya, aku putarkan hatinya ke
lautan durhaka dan aku ajak kemana saja mengikuti kemauanku. Jadi dia
selalu bimbang kepada dunia dan tidak mau
menuntut ilmu, tidak pernah beramal saleh, tidak mau mengeluarkan zakat dan
malas beribadah.
Lalu aku goda agar
manusia minta kekayaan lebih dulu dan apabila diizinkan Allah dia menjadi kaya, maka
aku rayu supaya lupa beramal, tidak membayar zakat seperti Qarun yang tenggelam
dengan istana mahligainya. Bila umatmu terkena penyakit tidak sabar dan tamak,
dia selalu bimbang akan hartanya dan
berangan-angan hendak merebut kemewahan dunia, benci dan menghina kepada
yang miskin, membelanjakan hartanya untuk kemaksiatan”.
“Siapa yang serupa denganmu?”
Jawab
Iblis : “Orang yang meringankan syariatmu dan membenci orang yang belajar agama
Islam”.
Pertanyaan Nabi (12)
:
“Siapa yang membuat mukamu bercahaya?”
Jawab Iblis
: “Orang
yang berdosa, bersumpah bohong, saksi palsu dan suka ingkar janji”.
Pertanyaan Nabi (13)
:
“Apa yang kau rahasiakan dari umatku?”
Jawab Iblis
:
“Jika
seorang Muslim buang air besar dan tidak membaca do’a terlebih dahulu,
maka aku gosok-gosokkan najisnya sendiri ke badannya
tanpa dia sadari”.
Pertanyaan Nabi (14)
:
“Jika umatku bersatu dengan isterinya, apa yang kau
lakukan?”
Jawab Iblis
:
“Jika umatmu hendak bersetubuh dengan isterinya dan
membaca do’a pelindung
syaitan, maka aku
lari dari mereka. Jika tidak, aku akan bersetubuh dahulu dengan isterinya dan bercampurlah
benihku dengan benih isterinya. Jika menjadi anak, maka anak itu akan gemar berbuat
maksiat, malas pada kebaikan, durhaka. Ini semua karena kealpaan ibu bapaknya
sendiri. Begitu juga jika mereka makan tanpa membaca Bismillah,
aku santap makanannya lebih dulu daripadanya. Walaupun mereka makan, tidaklah
mereka merasa kenyang”.
Pertanyaan Nabi (15)
:
“Apa yang dapat menolak tipu dayamu?”
Jawab Iblis
:
“Jika berbuat dosa, maka cepat-cepatlah bertaubat kepada
Allah, menangis
menyesal akan perbuatannya. Apabila marah, segeralah
mengambil air wudhu’, maka padamlah marahnya”.
Pertanyaan Nabi (16)
:
“Siapakah orang yang paling engkau sukai?”
Jawab Iblis
:
“Lelaki dan perempuan yang tidak mencukur atau mencabut
bulu ketiak atau bulu
ari-ari (bulu kemaluan) selama 40 hari. Di situlah aku
mengecilkan diri, bersarang, bergantung, berbuai seperti
pijat pada bulu itu”.
Pertanyaan Nabi (17)
:
“Hai Iblis! Siapakah saudaramu?”
Jawab Iblis
:
“Orang yang tidur meniarap / telungkup, orang yang
matanya terbuka di waktu
Subuh tetapi menyambung tidur lagi. Lalu aku lenakan dia
hingga terbit fajar. Demikian juga pada waktu Dzuhur,
Asar, Maghrib dan Isya’, aku beratkan hatinya untuk sholat”.
Pertanyaan Nabi (18) :
“Apa yang dapat membinasakan dirimu?”
Jawab Iblis
:
“Orang
yang banyak menyebut nama Allah, bersedekah dengan tidak diketahui
orang, banyak bertaubat, banyak tadarus Al-Qur’an dan
sholat tengah malam”.
“Hai Iblis! ?” Apa yang dapat memecahkan matamu?”
Jawab Iblis : “Orang yang duduk di
dalam masjid dan beri’tikaf di dalamnya”.
Pertanyaan Nabi (20) :
“Apa lagi yang dapat memecahkan matamu?”
Jawab Iblis : “Orang
yang taat kepada kedua ibu bapaknya, mendengar kata mereka,
membantu makan, pakaian mereka selama mereka hidup,
karena engkau telah bersabda : Syurga itu di bawah tapak kaki ibu”.
(Dikutip dari : KH.
Abdullah Gymnastiar, Muhasabah Kiat Sukses Introspeksi Diri, Penerbit Difa
Press, September 2006).
Langganan:
Postingan (Atom)